Kita mulai daftar ini dengan
kasus terparah dari singa pemakan manusia. Sekelompok singa besar lebih memilih
daging manusia daripada makanan yang lain.
Terjadi pada tahun 1932, di
Tanzania dekat kota Njombe. Sekelompok singa datang dan membunuh masyarakat
setempat dengan brutal. Sejarah mengatakan bahwa singa dikendalikan oleh
seorang dukun dari sebuah suku setempat, bernama Matamula Mangera, yang mengirim
singa-singa besar yang mengamuk sebagai senjata balas dendam terhadap warga
Tanzania setelah Matamula Mangera digulingkan dari jabatannya.
Para kepala suku begitu
takut akan singa pemakan manusia yang Mangera kirim. Mereka memohon Matamula
Mangera untuk menjadi pemimpin bangsa lagi, tapi ia menolak. Singa-singa itu
terus menyerang dan akhirnya merenggut 1.500 nyawa manusia (ada yang mengatakan
lebih dari 2000).
Serangan singa terparah
sepanjang sejarah, dan salah satu kasus terparah dari serangan hewan yang
pernah tercatat. Akhirnya, George Rushby, seorang pemburu terkenal, memutuskan
untuk mengakhiri serangan.
Dia membunuh 15 singa, dan
sisanya meninggalkan daerah itu dengan sendirinya, akhirnya berakhirlah mimpi
buruk. Tapi, tentu saja, penduduk setempat yakin bahwa singa yang pergi begitu
saja disebabkan oleh para kepala suku yang sepakat untuk mengembalikan
pekerjaan lama Matamula Mangera.
Two Toed Tom adalah seekor
pemakan manusia yang sangat liar, dan sekarang ini sulit untuk mengetahui
bagian mana ceritanya yang nyata, dan mana yang mitos. Two Toed Tom adalah
buaya jantan raksasa yang berkeliaran di rawa-rawa di perbatasan Alabama dan
Florida sekitar tahun 1920.
Dia kehilangan semua jari
kecuali dua dari jari-jari di tangan kirinya, dan meninggalkan jejak yang
sangat dikenali di lumpur, sehingga ia dijuluki 'Two Toed Tom' oleh masyarakat
setempat. Konon, dia telah kehilangan jari-jari kakinya dalam perangkap besi.
Ia memiliki panjang 4,5
meter, dan orang-orang mengklaim bahwa ia bukan buaya normal, tapi setan yang
dikirim dari neraka untuk meneror mereka. Tom membuat dirinya terkenal dengan
melahap puluhan sapi, bagal dan tentu saja manusia, khususnya perempuan yang
sedang mencuci pakaian di air.
Karena Tom sering menyerang,
banyak petani berusaha untuk membunuh Tom, tetapi peluru hanya berefek kecil
dan tidak berhasil membunuh Tom. Seorang petani bahkan mencoba membunuhnya
menggunakan dinamit, petani tersebut telah mengejar Tom selama 20 tahun, tetapi
selalu gagal, jadi dia memutuskan untuk membuang ember berisi 15 dinamit ke
dalam telaga dimana Tom sedang berada. Petani tersebut mengira masalah sudah
selesai.
Ledakan itu menewaskan
segala sesuatu yang berada di telaga tersebut , kecuali Tom. Beberapa saat
setelah ledakan, petani dan putranya mendengar teriakan yang mengerikan dan
suara percikan yang berasal dari telaga di dekat rumahnya.
Mereka bergegas ke tempat
itu dan melihat mata cerah Tom sesaat sebelum ia menghilang di bawah permukaan.
Teriakan itu kemudian diketahui sebagai teriakan seorang anak perempuan ketika
setengah mayat anak perempuan muncul di tepi danau.
Memang sulit untuk
mempercayai apakah cerita ini merupakan cerita nyata atau hanya cerita rakyat,
tetapi segala sesuatu nampaknya mengindikasikan bahwa Two Toed Tom itu nyata,
dan ia terus menjelajahi rawa Florida selama bertahun-tahun.
Orang-orang terus-menerus
melaporkan melihat buaya jantan besar berjemur di tepi danau, dan suara
aumannya terdengar setiap pagi. Mereka mengidentifikasi makhluk tersebut
sebagai Tom dengan jejak 2 jarinya.
Bagian yang paling
menakjubkan dari cerita ini adalah, meskipun ia paling terkenal selama tahun
1920-an, Tom tampaknya masih hidup selama 1980-an, ketika seekor buaya besar
berjari 2 dilaporkan berada di rawa-rawa yang sama di mana dia telah menjelajah
seluruh hidupnya . Banyak pemburu ulung yang mencoba menangkap, tapi Two Toed
Tom tidak pernah tertangkap.
Tercatat binatang liar
paling berbahaya di Jepang adalah Giant Hornet Jepang, yang membunuh rata-rata
40 orang per tahun. Namun, predator terbesar, dan paling kuat di tanah Jepang
adalah Bear Brown, dan mungkin yang paling brutal dalam sejarah adalah serangan
beruang yang terjadi di desa Sankebetsu, Hokkaido, pada tahun 1915.
Pada saat itu, Sankebetsu
adalah sebuah desa pertama dengan penduduk yang sangat sedikit dan berada di
daerah liar. Kawasan itu dihuni oleh beruang coklat, termasuk beruang jantan
raksasa yang dikenal sebagai Kesagake.
Dahulu, Kesagake datang ke
Sankebetsu untuk memakan jagung panen penduduk setempat. Terasa menjadi gangguan,
dia ditembak oleh dua penduduk desa dan melarikan diri ke pegunungan, ia
dilaporkan terluka. Para penduduk desa percaya bahwa, setelah ditembak, beruang
akan takut pada manusia dan menjauhi tanaman panen. Namun mereka salah.
Pada tanggal 9 Desember 1915,
Kesagake muncul lagi. Dia memasuki rumah keluarga Ota, di mana istri petani
sedang merawat bayinya sendirian. Beruang itu menyerang bayi, membunuh bayi,
lalu mengincar sang istri petani.
Dia mencoba membela diri
dengan melemparkan kayu bakar ke binatang itu, namun akhirnya Kesagake
menyeretnya ke hutan. Ketika orang-orang datang, mereka menemukan lantai dan
dinding yang berceceran darah.
Tiga puluh orang pergi ke
hutan, bertekad untuk membunuh beruang dan menyelamatkan wanita malang itu.
Mereka menemukan Kesagake dan menembaknya lagi, tetapi mereka gagal untuk
membunuhnya.
Hewan itu lari dan mereka
menemukan sebagian tubuh wanita yang telah dimakan terkubur di bawah salju, di
mana beruang telah menyimpan tubuh wanita tersebut untuk dikonsumsi nanti.
Beruang itu kemudian kembali
ke peternakan keluarga Ota, dan penjaga bersenjata dikirim untuk berjaga-jaga
akan serangan Kesakage. Tapi strategi ini meninggalkan celah di rumah lain yang
tidak terlindungi, dan Kesagake mengambil keuntungan dari celah ini, menyerang
rumah keluarga pelaku Curanmor Miyoke dan semua orang di dalamnya.
Meskipun beberapa orang
berhasil melarikan diri, dua anak tewas dan begitu juga seorang wanita hamil,
yang menurut saksi yang selamat, memohon untuk kehidupan bayi yang dikandungnya
kepada sang predator.
Tentu saja, itu semua
sia-sia, Kesagake membunuhnya juga. Ketika penjaga menyadari kesalahan mereka
dan kembali ke rumah Miyoke, mereka menemukan mayat dari dua anak, wanita dan
janin yang dikandungnya semua tergeletak disekitar darah yang menutupi lantai.
Hanya dalam dua hari,
Kesagake telah membunuh enam orang. Para penduduk desa ketakutan dan sebagian
besar penjaga meninggalkan pekerjaan mereka karena takut.
Seorang pemburu beruang
terkenal, diberitahu tentang kejadian tersebut, dan ia mengidentifikasi beruang
tersebut sebagai Kesagake dan memberitahu bahwa beruang itu benar-benar
mengincar desa Sankebetsu.
Pada awalnya ia menolak
untuk berpartisipasi dalam perburuan, tetapi akhirnya dia bergabung dengan grup
dan dia adalah salah satu orang yang akhirnya berhasil membunuh Kesagake.
Beruang itu berukuran hampir
tiga meter dengan berat 380 kg. Jenazah manusia ditemukan di perutnya. Insiden
mengerikan tidak berakhir di sana, beberapa orang yang selamat dari serangan
meninggal karena luka-luka. Salah satu korban tenggelam di sungai.
Daerah ini segera
ditinggalkan oleh penduduk desa dan menjadi sebuah kota hantu. Bahkan sampai
saat ini, insiden Sankebetsu tetap menjadi serangan binatang terburuk dalam
sejarah Jepang, dan salah satu yang paling brutal dalam sejarah.
Serangan-serangan hiu
terjadi pada tahun 1916, pada waktu itu sedikit yang mengetahui tentang jenis
hiu yang menyerang, dan beberapa ilmuwan bahkan mengklaim bahwa hiu itu tidak
berbahaya sama sekali.
Ini adalah salah satu dari
sangat sedikit kasus nyata 'hiu makan orang' yang dikenal sebagai serangan hiu
dan sebagian besar mengenal sebagai insiden yang terisolasi.
Itu semua terjadi di
sepanjang pantai New Jersey, korban pertama adalah seorang pria muda bernama
Charles Vansant yang diserang di air yang sangat dangkal saat berenang dengan
anjing kesayangannya, beberapa orang, termasuk keluarganya, menyaksikan
serangan tersebut, dan penjaga pantai bergegas untuk menyelamatkan pemuda itu.
Hiu itu sangat ulet dan
tampaknya mengikuti pergerakan penjaga pantai yang berjaga di pantai. Gigi Hiu
sudah memutus arteri femoralis Vansant dan salah satu kakinya dicabik hiu
tersebut, ia mengeluarkan banyak darah dan akhirnya mati ditempat sebelum ia
bisa dibawa ke rumah sakit.
Lima hari kemudian, orang
lain, Charles Bruder, diserang oleh ikan hiu yang sama saat berenang jauh dari
pantai. Pada awalnya dilaporkan oleh saksi bahwa perahu merah telah terbalik,
dalam kenyataannya, 'perahu merah' adalah sebuah perahu yang bersimbah darah
Bruder.
Hiu itu menggigit putus kakinya.
Ia diseret kembali ke pantai, di mana tubuhnya yang hancur tampaknya
menyebabkannya pingsan, tapi sudah terlambat, ia sudah mati pada saat ia sampai
ke pantai.
Walaupun hiu telah terlihat
selama beberapa hari, ilmuwan yang diberitahu mengenai serangan ini mengklaim
bahwa itu bukan serangan hiu, dan mengatakan bahwa pelakunya mungkin ikan paus
pembunuh atau kura-kura laut.
Serangan berikutnya terjadi
bukan di laut, tetapi dalam sebuah sungai dekat kota Matawan. Sekali lagi,
orang melaporkan melihat hiu di sungai, tapi mereka diabaikan, sampai pada
tanggal 12 Juli, seorang bocah berusia sebelas tahun diserang saat berenang dan
diseret kebawah air.
Beberapa warga kota bergegas
ke sungai, dan seorang pria bernama Stanley Fisher terjun ke air untuk menemukan
sisa-sisa anak itu, tapi dia juga diserang oleh hiu dan meninggal karena
luka-luka yang disebabkan serangan hiu.
Korban terakhir adalah anak
muda, hampir 30 menit setelah serangan terhadap Stanley Fisher. Meskipun ia
terluka parah, ia adalah satu-satunya korban yang selamat.
Pada tanggal 14 Juli seekor
hiu putih raksasa betina ditangkap di Teluk Raritan dekat kota Matawan.
Dikatakan bahwa jenazah manusia ditemukan di perutnya. Tapi, meskipun hiu
tersebut dikira sebagai pemakan manusia, tidak semua orang yakin akan dugaan
tersebut .
Saat ini, ilmuwan percaya
bahwa meskipun hiu putih raksasa mungkin adalah pelaku atas dua serangan
pertama, serangan sungai Matawan mungkin dilakukan Bull Shark. Berbeda dengan
hiu putih, Bull shark dapat bertahan hidup di air tawar, dan merupakan spesies
yang sangat agresif, yang dianggap oleh sebagian orang sebagai hiu yang lebih
berbahaya daripada hiu putih.
Meskipun demikian, ini
adalah awal dari reputasi mengerikan Hiu Putih sebagai pemakan manusia. Setelah
dikonfirmasi bahwa serangan Jersey adalah perbuatan hiu, hiu menjadi pemakan
manusia dalam sejarah.
Insiden tersebut
menginspirasi novel yang paling terkenal dari Peter Benchley, Jaws, yang
kemudian diadaptasi menjadi sebuah film oleh Steven Spielberg. Bahkan saat ini,
banyak orang yang setelah melihat film takut untuk pergi ke dalam air laut, dan
semuanya dimulai pada tahun 1916.
Meskipun Sloth Bear sering
menganiaya penduduk di India, mereka sangat jarang sekali memakan korban.
Bahkan, mereka sama sekali jarang memakan daging, dan lebih memilih untuk
memakan rayap dan buah-buahan, dan sangat menyukai madu. Namun, ada seekor Sloth
Bear jahat yang menjadi pembunuh.
Ada beberapa cerita yang
sangat aneh tentang asal-usul dari Mysore Killer Bear, beberapa orang
mengatakan bahwa beruang ini adalah seekor pejantan dan awalnya ia menculik
seorang gadis untuk dijadikan pasangannya. Gadis itu diselamatkan oleh warga
desa dan beruang dimasukan kedalam lubang penyiksaan.
Versi lain mengatakan bahwa
beruang ini adalah singa betina yang telah dibunuh oleh manusia, dan ia menjadi
pembunuh untuk membalas dendam. Namun, sebagian besar ahli sekarang percaya
bahwa beruang itu mungkin terluka oleh manusia, dan hasilnya menjadi agresif.
Beruang itu menyerang tiga
lusin orang di negara Mysore India. Ciri khas Bear Sloth, ia akan merobek wajah
korban dengan cakar dan gigi tajamnya, dan mereka yang selamat sering dibiarkan
rusak.
12 dari korban meninggal,
tiga dari mereka dimakan, sesuatu yang sangat tidak biasa. Beruang itu akhirnya
dibunuh oleh Kenneth Anderson, seorang pemburu yang terkenal, walaupun binatang
itu awalnya sangat sulit ditaklukan.
Salah satu pemakan manusia
paling terkenal, serta yang paling misterius dari semua yang pernah ada.
Binatang ini meneror provinsi Gevauden, Perancis 1764-1767.
Meskipun sering diakui
sebagai serigala besar yang luar biasa, faktanya binatang ini tidak pernah
benar-benar berhasil teridentifikasi. Dikatakan lebih besar daripada serigala
normal, dengan warna bulu kemerahan dan bau tak tertahankan, serta gigi lebih
besar daripada serigala normal.
Makhluk ini membunuh korban
pertama (seorang gadis muda) pada bulan Juni 1764. Ini adalah yang pertama dari
serangkaian serangan yang sangat tidak biasa, di mana binatang ini memburu
manusia sebagai target utamanya dan mengabaikan hewan ternak dan domestik.
210 manusia diserang, 113
korban meninggal, dan 98 yang dimakan olehnya. Serangan itu begitu sering dan
brutal. Banyak yang percaya bahwa makhluk ini adalah setan yang diutus oleh
Tuhan sebagai hukuman, yang lain mengira itu adalah garou-loup, manusia
serigala.
Meskipun pandangan
mainstream menyebutkan bahwa 'Binatang' itu mungkin hanya serigala besar (atau
beberapa serigala, karena beberapa laporan menyebutkan dua binatang bukan
satu), kenyataannya tetap bahwa deskripsi makhluk tersebut tampaknya tidak
cocok dengan serigala Eropa normal, yang dikenal orang pada saat itu.
Beberapa ahli percaya bahwa
binatang ini mungkin berevolusi menjadi hyena. Hyena sebenarnya predator yang
sangat kuat dan mereka sering memangsa manusia di Afrika dan beberapa bagian
Asia.
Seekor hyena jantan meneror
Malawi baru-baru ini, memaksa ratusan orang meninggalkan desa mereka. Sama
seperti binatang Gevauden, hyena terkenal akan gigi mereka yang kokoh dan
memiliki bau yang kuat, dan mereka juga lebih besar dan lebih kuat daripada
serigala rata-rata.
Binatang itu berhasil
menghindari serangan pemburu bahkan tentara, menunjukkan bahwa ia adalah seekor
pemakan manusia licik legendaris, tapi akhirnya dibunuh pada tahun 1767 oleh
pemburu lokal Jean Chastel.
Sejarah mengatakan bahwa
Chastel menggunakan peluru perak untuk membunuh makhluk itu, namun ini mungkin
mitos. Setelah membuka perut makhluk itu, Chastel menemukan sisa korban
terakhir manusia.
Pada tahun 1898, Inggris
memulai konstruksi jembatan kereta api di atas sungai Tsavo di Kenya. Sembilan
bulan berikutnya, para pekerja kereta api yang malang menjadi target dari dua
singa pemakan manusia.
Singa ini sangat besar,
dengan ukuran panjang lebih dari 3 meter. Pada awalnya, kedua singa menyeret
orang-orang dari tenda pekerja, menyeret mereka ke semak-semak dan melahap
mereka di malam hari.
Namun mereka menjadi lebih
menakutkan, mereka bahkan tidak akan menyeret korban mereka jauh dan akan
memulai makan daging mereka hanya beberapa meter dari tenda.
Ukuran mereka, keganasan dan
kelicikan mereka begitu luar biasa hingga masyarakat pribumi banyak yang
mengira bahwa mereka bukanlah singa, melainkan setan, atau mungkin reinkarnasi
dari raja-raja lokal kuno yang berusaha untuk mengusir penjajah Inggris.
Dua ekor singa pemakan
manusia ini berjuluk The Ghost dan The Darkness. Pekerja begitu takut dan
ratusan dari mereka melarikan diri dari Tsavo. Pembangunan jembatan kereta api
itu dihentikan, tidak seorang pun ingin menjadi korban berikutnya sang
"singa setan".
Akhirnya, Chief Engineer
yang bertanggung jawab atas proyek kereta api tersebut, John Henry Patterson,
memutuskan satu-satunya solusi adalah membunuh sang singa setan yang sangat
mengganggu proyek.
Dia hampir saja terbunuh oleh
si singa, tetapi akhirnya, ia berhasil menembak singa yang pertama pada bulan
Desember 1989, dan dua minggu kemudian, ia berhasil menembak yang kedua.
Tercatat , singa telah
membunuh 140 orang. Patterson juga menemukan sarang sang predator, sebuah gua
dekat tepi sungai Tsavo, yang berisi banyak sisa-sisa korban manusia, serta
potongan pakaian dan ornamen.
Gua ini masih ada hari ini.
Meskipun banyak tulang yang telah diangkat, dilaporkan masih banyak tulang yang
masih berada di dalam. Beberapa ahli baru-baru ini mengklaim bahwa singa hanya
makan sekitar 35 korban manusia.
Tapi ini bukan berarti
mereka tidak membunuh banyak orang, seperti pemakan manusia yang lain, mereka
dilaporkan sering membunuh bahkan ketika tidak lapar.
Saat ini, sang pemakan manusia
ini dapat dilihat di Museum Field di Chicago, dan pemerintah Kenya telah
menyatakan minatnya untuk membangun sebuah museum yang didedikasikan sepenuhnya
untuk mereka.
Macan tutul adalah 'kucing
besar' yang terkecil, tapi itu bukan berarti mereka kurang mematikan daripada
'kucing' yang lebih besar. Soal fakta, macan tutul mungkin merupakan predator
tertua. Bekas gigitan macan tutul telah ditemukan dalam fosil tulang hominid,
menunjukkan bahwa kucing ini sudah memakan nenek moyang kita yang hidup pada
lebih dari tiga juta tahun yang lalu.
Tapi walaupun ada macan
tutul dewasa yang mungkin akan melihat manusia sebagai mangsa yang cocok dalam
situasi yang tepat, hanya beberapa dari mereka menjadi 'pemakan manusia'
sebenarnya yang lebih memilih daging manusia atas makanan lainnya.
Macan tutul pemakan manusia
paling mematikan sepanjang masa adalah macan tutul Panar. Macan tutul jantan
ini tinggal di daerah Kumaon India pada abad 20 awal. Ia merupakan macan yang
paling aktif di provinsi Panar, di mana dia membunuh lebih dari 400 orang,
menjadi pemakan manusia kedua paling produktif dalam sejarah.
Tampaknya macan tutul ini
telah tersaingi oleh pemburu, dan tidak dapat berburu binatang liar, sehingga
berpaling kepada manusia sebagai mangsanya untuk bertahan hidup.
Ia akhirnya dibunuh oleh
pemburu dan aktivis lingkungan hidup yang terkenal, Jim Corbett, pada tahun
1910. Walaupun macan tutul Panar adalah yang paling terkenal, ada pemakan
manusia lain yang juga ditakuti.
Pemakan manusia-Kahani,
tercatat, menewaskan lebih dari 200 orang, dan pemakan manusia -Rudraprayag,
yang mengintai dan membunuh peziarah yang sedang dalam perjalanan ke sebuah
kuil Hindu, menewaskan 125 orang, sebelum dia juga ditembak oleh Jim Corbett.
Lebih kecil, lebih lincah
dan beberapa orang mengatakan, lebih licik dari singa atau harimau, macan tutul
dianggap sebagai binatang paling mematikan di dunia oleh pemburu ulung. Salah
satu dari mereka mengklaim bahwa jika macan tutul ukurannya sama seperti singa,
mereka akan sepuluh kali lebih berbahaya.
Selama abad 19 akhir, di
antara kawasan Nepal ke Himalaya pernah diteror oleh pemakan-manusia paling
terkenal dan produktif dari semua yang pernah ada. Pria, wanita dan anak-anak,
mereka disergap di hutan olehnya.
Serangan itu begitu sering
dan begitu mematikan sehingga lagi-lagi orang menganggap binatang itu sebagai
setan, dan bahkan hukuman dari para dewa. Pelakunya adalah harimau Bengal yang
telah ditembak oleh pemburu. Dia berhasil melarikan diri, tetapi peluru telah
menanggalkan dua taring nya.
Kesakitan yang konstan, dan
tidak dapat berburu mangsa yang biasa, harimau betina itu menjadi pembenci dan
pemakan manusia. Jumlah korban dari harimau betina ini mencapai 200.
Para pemburu dikirim untuk
membunuh binatang ini, tapi dia terlalu licik dan jarang terlihat oleh mereka.
Akhirnya, pemerintah Nepal memutuskan untuk menyelesaikan problema yang cukup
besar itu dan mengirim Tentara Nasional untuk membunuh sang kucing pembunuh.
Selain kasus binatang
Gevauden(daftar 5), ini mungkin satu-satunya dalam sejarah ketika tentara
dianggap perlu untuk berurusan dengan binatang pemakan manusia. Tapi mereka
gagal menangkap si harimau betina ini.
Harimau ini akhirnya
terpaksa meninggalkan wilayah dan ia menyeberangi perbatasan India, ke daerah
Champawat dimana ia melanjutkan "pemburuan manusia nya.
Dilaporkan bahwa setiap
sehabis memakan manusia, dia akan menjadi lebih berani dan lebih menakutkan,
dan akhirnya, ia mulai menyerang di siang hari dan berkeliaran di sekitar desa.
Penduduk tidak akan berani
meninggalkan pondok mereka untuk bekerja, karena mereka bisa mendengar suara
auman sang pembunuh di hutan yg menunggu mereka.
Tetapi pemakan manusia ini
bernasib sama, pada akhirnya, satu orang memutuskan untuk mengakhiri pemerintahan
sang harimau betina. Orang ini bernama Jim Corbett, yang (ironisnya) akan
menjadi salah satu pencetus pertama program pelestarian harimau.
Kemudian Corbett
menceritakan tentang bagaimana dia menemukan harimau betina dengan hanya
mengikuti jejak darah dan kaki dari korban terbarunya, seorang gadis remaja.
Corbett adalah seorang yang
pemberani, tetapi ia merasa ngeri melihat pemandangan mengerikan tersebut,
Corbett menembak harimau betina di tahun 1911. Orang-orang setempat sangat
lega, bersyukur dan mereka menganggap Corbett sebagai seseorang yang suci.
Pada saat itu, tercatat
harimau betina ini telah membunuh 436 orang, dan mungkin bisa lebih banyak lagi
karena banyak korban yang hilang. Dia merupakan individu pemakan manusia yang
paling produktif dalam Sejarah.
Bukan hanya itu, dia
tercatat sebagai makhluk pembunuh terbanyak dan menyaingi pembunuh versi
manusia. Hanya satu pembunuh versi manusia yang dikatakan menyaingi harimau
betina Champawat, seorang Hongaria terkenal bernama Countess Bathory Erzebet
yang dikenal sebagai 'Tigress dari Csejte'
Semua pemakan manusia
terhebat telah tiada, kecuali satu. Di Afrika, hidup seekor pemakan manusia
pada zaman kita sekarang, buaya Nil jantan berukuran enam meter dan berat
sekitar satu ton.
Dia adalah buaya Nil
terbesar yang pernah hidup, serta individu predator terbesar di seluruh benua
Afrika, dan menurut penduduk asli dan Patrice Faye (seorang naturalis Perancis
yang telah bertahun-tahun mencoba menangkap pemakan manusia ini), dia telah
membunuh lebih dari 300 orang sampai sekarang.
Meski masih hidup dan aktif,
buaya yang dijuluki "Gustave" oleh Faye telah menjadi legenda. Bahkan
ada sebuah film yg terinspirasi oleh cerita buaya tersbut.
Penduduk pribumi mengatakan
dia membunuh manusia atas dasar kesenangan, bukan hanya untuk makanan, dia
membunuh beberapa orang dalam setiap serangan, dan kemudian menghilang selama
berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, dan muncul lagi ditempat lain hanya
untuk membunuh.
Tidak ada yang bisa
memprediksi kapan atau di mana ia akan muncul berikutnya. Ia juga dikatakan
memiliki nafsu makan yang mengerikan, dan rumor mengatakan bahwa ia membunuh
dan melahap sebuah kuda nil jantan dewasa (binatang yang sangat berbahaya dan
kuat yang paling menghindari buaya).
Tubuh sang buaya membawa
bekas luka yang tak terhitung jumlahnya. Diantaranya luka yg dibuat oleh pisau,
tombak dan bahkan senjata api. Sebuah bintik hitam di bagian atas kepalanya
adalah satu-satunya bekas luka peluru yang tersisa dan seharusnya peluru tersebut
dapat mengakhiri 'pemerintahannya'. Tapi semua pemburu dan bahkan, sekelompok
prajurit bersenjata telah gagal untuk membunuhnya.
Faye sendiri berusaha untuk
menangkap Gustave dengan membangun perangkap besar di air, tapi, meskipun buaya
itu muncul, dia tidak pernah mendekati perangkap yang dibuat Faye.
Dia hanya berenang di
sekitarnya, 'seolah-olah mengejek calon penculiknya'. Dilaporkan berumur lebih
dari 60 tahun, Gustave mungkin terlalu berpengalaman dan pintar untuk ditipu,
sehingga nampaknya Gustave akan melanjutkan 'pemburuannya' dan mungkin, akan
menjadi pemakan orang yang paling produktif sepanjang sejarah.
Tidak seperti cara pada
zaman harimau betina Champawat, Patrice Faye tidak lagi ingin membunuh Gustave.
Dia ingin melindungi dia dari pembalasan manusia dengan menangkap Gustave
hidup-hidup dan menjaga dia di dalam kandang yang aman.
Faye berharap dapat
menyelamatkan nyawa manusia serta pemakan manusia itu sendiri, dan mungkin
menggunakannya sebagai bibit untuk membantu pelestarian buaya Nil. Sebuah pagar
telah dibangun di Taman Nasional Ruzizi Burundi, menunggu moment penangkapan pemakan
manusia terbesar di zaman kita.
Sumber :
http://agungtheblogger.blogspot.com/2011/01/10-hewan-pemakan-manusia-paling.html
Sumber : http://agungtheblogger.blogspot.com/2011/01/10-hewan-pemakan-manusia-paling.html
No comments:
Post a Comment