Bagaimana negara-negara pemilik nuklir
melakukan uji coba pada senjata paling mematikan ini? Melakukan pengujian di
tempat-tempat terpencil yang jauh dari area permukiman.
Nyatanya, data-data menunjukkan hasil
menyedihkan. Prajurit dan penduduk yang ada di wilayah sekitar situs uji coba
belakangan menuai berbagai penyakit akibat radiasi. Flora dan fauna pun ikut
merasakan dampaknya. Sayangnya, masih banyak negara berkukuh tetap memelihara
teknologi senjata nuklir mereka.
1. Nevada ( Las Vegas )
Tempat Uji Coba Nuklir di Dunia antara tahun 1951 hingga 1992, gurun Nevada, 107 km sebelah utara dari Las Vegas menjadi area uji coba nuklir paling sering di planet bumi. Di atas kawasan gurun seluas 3500 km persegi inilah, lebih dari 800 ledakan nuklir terjadi - umumnya di dalam tanah.
Bahkan, kota judi Las Vegas dibangun oleh
para mafia juga menjual daya tarik pemandangan ledakan nuklir bagi para
wisatawan. Kebanyakan, foto dan film yang beredar tentang ledakan nuklir
diambil dari gurun Nevada.
Belakangan, pemerintah Amerika Serikat
memberi perhatian serius saat efek radiasi nuklir mulai menyebar. Tingkat
kanker darah di sekitar wilayah Nevada menjadi dua kali lipat dibanding wilayah
lain di AS. Pada tahun 2009, Nevada resmi dinyatakan tempat yang paling
terkontaminasi radioaktif kedua di planet ini setelah Chernobyl.
2. Bikini Atoll ( USA )
Selain Nevada, Bikini Atoll yang terletak di
Kepulauan Marshall di Pasifik barat laut, juga terkenal sebagai tempat uji coba
nuklir Amerika Serikat. Bikini Atoll dijadikan tempat uji coba sejak 1945
sebagai pengganti tempat uji coba di Trinity, New Mexico.
Tanggal 1 Juli 1946, ledakan nuklir pertama
dilakukan dengan memakai 250 kapal perang usang sebagai target uji.
Awalnya, penduduk asli dipindahkan ke pulau
terdekat dengan jaminan mereka akan kembali dalam 3 bulan. Nyatanya, pada tahun
1957 saat mereka kembali, akhirnya harus pergi lagi karena banyak terkena
penyakit akibat radiasi. Dampak buruk lainnya, ikan yang hidup di wilayah ini
juga terkontaminasi sehingga tidak aman untuk dikonsumsi.
Bikini Atoll ini ditetapkan sebagai situs
Warisan Dunia pada tahun 2010.
3. Kirimati ( Republik Kiribati )
Dulu dikenal dengan Pulau Christmas, kini
menjadi bagian dari Republik Kiribati. Pulau atol ini mungkin tempat uji coba
nuklir paling unik, karena ada dua negara yang yang menguji senjata mereka.
Inggris memakai tempat ini untuk menguji bom
hidrogen tahun 1957. Kemudian Amerika Serikat mengambil alih di tahun 1962 dan
meledakkan setidaknya 22 nuklir sebelum akhirnya meninggalkan pulau Kiritmati
pada tahun 1969.
4. Maralinga ( Australia )
Meskipun tempat uji coba ini milik Inggris,
Maralinga ada di Australia. Tepatnya ada dua tempat di Australia Selatan
sebagai tempat uji, yakni Maralinga dan Emu Field. Dua uji coba dilakukan di
Emu Field pada tahun 1953 sebelum pindah ke lokasi yang permanen di Maralinga.
Berikutnya berlangsung pada tahun 1956 dan
1957, salah satunya adalah pertama kalinya menjatuhkan sebuah bom nuklir dari
pesawat RAF. Pengujian dilanjutkan sampai 1963. Bersih-bersih operasi
dilanjutkan sampai 1967, namun situs tersebut tetap berbahaya radioaktif.
Penduduk Aborigin yang tinggal di tempat
tersebut sempat diusir, walau akhirnya mereka tetap kembali. Di tahun 1980-an,
prajurit Australia dan Inggris, serta warga Aborigin menunjukkan gejala
radiasi. Hasilnya, baik Inggris dan Australia terpaksa membayar kompensasi
besar-besaran untuk prajurit mereka dan orang Aborigin yang terkena radiasi.
5. Semipalatinsk ( Republik Kazakhstan )
Saat masih tergabung dalam Uni Soviet, daerah
Semipalatinsk di Republik Kazakhstan menjadi tempat uji coba nuklir paling
sering bagi negara komunis tersebut. Setidaknya terjadi 465 ledakan antara 1949
hingga 1981.
Kini, Republik Kazakhstan mewarisi problem
serius terhadap kesehatan masyarakat di sekitar wilayah Semipalatinsk. Menurut
laporan kesehatan setempat, masalah kesehatan mulai dirasakan 220.000 penduduk
termasuk diantaranya masalah kanker.
6. Novaya Zemlya ( Rusia )
Uni Soviet juga memiliki tempat uji coba
nuklir (nuclear test site) lain di kawasan Kutub Utara.
Novaya Zemlya, pulau terpencil ini menjadi
sasaran ledakan nuklir Soviet antara 1954 sampai 1990. Kabarnya, ledakan nuklir
terbesar berukuran lebih dari 100 megaton pernah dilakukan di sini.
7. Mururoa ( Perancis )
Perancis pernah menjadi negara paling
bermasalah sehubungan kepemilikan senjata nuklir. Negara 'Eifel' ini di tahun
60-an melakukan uji coba nuklir di Mururoa dan Fangataufa, wilayah milik
Prancis di Pasifik. Antara 1966 - 1996 setidaknya ada 147 tes di kedua pulau
tersebut.
Masalahnya, kawasan ini dekat dengan Selandia
Baru yang telah mencanangkan kebijakan zona bebas nuklir. Negara 'kiwi' ini pun
kecewa dengan Perancis, dan sempat mengirim armada angkatan lautnya sebagai
protes. Hubungan kedua negara juga sempat mencapai titik terendah setelah agen
rahasia Perancis meledakkan sebuah kapal Greenpeace di pelabuhan Auckland tahun
1985.
8. Lop Nur ( Cina )
Kawasan ini terletak di Bayingolin, Mongol.
Cina mulai melakukan uji coba pada Oktober 1964, dan selanjutnya diikuti 44
test - 22 ledakan di atmosfer dan 22 di bawah tanah, yang akhirnya dihentikan
sejak tahun 1996.
Masalahnya, kawasan ini sangat dekat dengan
lokasi situs mumi Tarim, peninggalan kuno dari jaman 1800 SM.
9. Pokhran ( India )
India mulai mengembangkan kemampuan nuklirnya
setelah perang perbatasan dengan China pada tahun 1962 dan beberapa konfrontasi
dengan Pakistan. Pokhran yang terletak di Rajasthan dipilih sebagai lokasi uji
coba sejak tahun 1960.
Meskipun pemerintah India mengklaim Pokhran
adalah daerah gurun terpencil, nyatanya dekat lokasi permukiman. Pokhran adalah
sebuah kota dengan penduduk sekitar 15.000 jiwa ketika tes nuklir pertama
dilakukan di pangkalan militer terdekat pada bulan September 1974.
Bukti bahwa penduduk Pokhran terpengaruh oleh
uji coba nuklir telah dirahasiakan oleh pemerintah India.
10. Koh Kambaran ( Pakistan )
Anggota terbaru dari klub nuklir, Pakistan
memiliki waktu cukup lama sebelum akhirnya melakukan uji coba. Negara ini telah
memiliki kemampuan nuklir pada awal tahun 1983, namun tes nuklir pertama baru
terjadi pada Mei 1998.
Koh Kambaran sendiri dipilih sebagai situs
uji pada awal 1976. Terletak di Provinsi Baluchistan, situs ini dipilih karena
pegunungan di atas situs bawah tanah ini terdiri dari granit, sehingga
menyediakan -- setidaknya satu kilometer -- perlindungan antara ledakan dan
udara terbuka di atas.
No comments:
Post a Comment