Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam
jurnal Proceedings of The Royal Society, mengungkap fakta bahwa nenek moyang
penduduk Madagaskar adalah orang Indonesia. Para peneliti meyakini mereka
adalah pemukim asal Kerajaan Sriwijaya 1.200 Tahun Lalu.
"Pulau Madagaskar dihuni 1.200 tahun
yang lalu oleh sekelompok kecil perempuan Indonesia. Banyak indikasi yang
menunjukkan bahwa mereka adalah pemukim asal Kerajaan Sriwijaya, baik dalam
bahasa, budaya maupun biologik," ujar Prof. Herawati Sudoyo, peneliti di
Eijkman Institute for Molecular Biology, Jl. Dipenogoro 69 Jakarta.
Menurut Herawati, yang juga terlibat dalam
penelitian itu, menjelaskan bahwa pada saat itu Kerajaan Sriwijaya sedang dalam
masa kejayaan. Maka tidak heran jika bisa melakukan kolonialisasi sampai ke Pulau
Madagaskar.
"Saat itu perkembangan Indonesia sedang
besar-besarnya dengan Kerajaan Sriwijaya," imbuhnya.
Ia menuturkan, indikator paling kontras
adalah perkembangan budaya asal di Madagaskar yang merupakan budaya Indonesia.
Seperti budaya bercocok tanam, pemrosesan besi, adanya kapal cadik dan musik
gamelan. Budaya tersebut sudah lebih dulu dikembangkan pada saat Kerajaan
Sriwijaya.
"Juga dalam uji DNA yang kami lakukan
antara penduduk Indonesia dan Madagaskar, terdapat kesamaan. Walau presentasenya
kecil, tapi ada representasi DNA penduduk Sumatera yang kami uji,"
katanya.
Bagaimana mereka bisa sampai di Madagaskar
yang berjarak 6.400 Km dari ujung barat Indonesia??
"Kemungkinan besar mereka sampai di
Madagaskar karena faktor perdagangan, karena tidak ada bencana alam atau faktor
lainnya saat itu. Walau hal tersebut mesti diuji kembali," jawabnya.
Namun Herawati menyayangkan tidak adanya
bukti catatan ataupun arkeologis yang dapat digali. Yang dapat diuji baru
sebatas budaya, bahasa dan pengujian biologik.
"Tidak ada tulisan mengenai sejarah
Madagaskar sampai abad ke 12, baru pengembaraan Vasco da Gama dan pendaratannya
di Madagaskar tahun 1497 yang mulai tercatat," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment